PUISI














St. Sri Emyani

BIMA MERANGKAI CERITA

        .re-inkarnasi


dari kuncung  jidat memancarkan cahaya biru
yang tak redup oleh hembusan nafas Rahwana hingga tiyupan bau kentut Duryudana
dari hutan Dandaka hingga pabaratan  ngare Kurukasetra
tak lelah  menekan laju Katamaya yang berdendangkan biru bumiku
tentram  nurani sepanjang peradapan anak zaman kami
imajinasi Tembang Dhukuh Purung pun hiasi  kaca rekayasa anak matahari terbit
Katana pun berjalan di hutan terjal

sementara,
jasa merupakan ilmu  untuk mengail laba mengubur rugi
teori yang kadang genjokan catatan buku dengan aplikasi
dimana pendapatan kerontang
karena godaan wentis bank yang  sangat merangsang gelora nafsu duniawi
untung pun merana tak berujung
sementara rugi  melambai-lambai moy indy
menanti  senggama di surgawi

Bima pun  melangkah membentur modernisasi
di hadang ekstrim kiri yang bersenjatakan belati
Wiji Thukul  bersemi kembali
Reinkarnasi
*** Pantai Konang-Panggul 16012014

 
 

                                                                  
                      GAPLEK
                            ( seketsa 1975)


                      St. Sri Emyani


                          masih adakah yang tersisa
                          dari umbi akar pohon ketela
                          yang sudah lekang
                          oleh terik musim
                          sementara,
                          diatas tikar daun pudak usang
                          kita mau pesta keluarga
                           “ mak, nasinya sudah basi”
                          lalu,
                          kami pun tetap bertembang
                          dengan iga-iga telanjang
                          sesekali,
                          minum air matanya sendiri
                          duh, Gusti?!


                        *** Panggul-Trenggalek, 05172010














CICIT DAN  COCOT
          

      St. Sri Emyani
                     
gimana  rayab-rayab
bisa makmur
kalau cicit
terus nyacah kantong pegawei
bahkan, meras keringat putra putri
diwaduk negeri

gimana rayab-rayab
bisa damai
kalau Cocot
terus menebar bunga janji
berbungkuskan melati
beraromakan bangkai

hem,
mimpiku
mimpiku
mimpi Cicit menggantungkan lehernya
dengan gajinya sendiri
bahkan,
mimpi Cocot  nyobek mulutnya sendiri
dengan kata-kata

‘aku  eklas’
‘aku sadar
t u n t a s
m e k a r
  
 *** Tembang Dukuh Purung 2011







    





Sang  RESI


     St. Sri Emyani
apa yang dibawa
ketika
 jaman sulit untuk di lawan
para dwijo  pun memancarkan kemilau cahaya obor
dari langit biru
- s e m u

sementara
resi menyajikan kunang-kunang berbadan kerbau
berjubah kelambu
kehilangan tembang
dan berkepala bimbang

*** Panggul-Trenggalek 1111’12


Tidak ada komentar:

Posting Komentar